Tugas 2

 

ISOLASI DAN SELEKSI BAKTERI ENDOFIT UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT DARAH PADA TANAMAN PISANG

 

 

Isolasi merupakan suatu cara yang dilakukan untuk membunuh mikroorganisme, khususnya suatu mikroorganisme yang kehadirannya tidak diinginkan. Dalam jurnal tersebut isolasi dilakukan pada tanaman pisang yang digunakan sebagai media untuk menumbuhkan suatu mikroorganisme yang dibutuhkan untuk penelitian terhadap penyakit darah pada pisang.

 

Dalam jurnal tersebut, isolasi dilakukan dengan menggunakan bakteri endofit yang dapat menurunkan penyakit darah pada pisang. Penyakit tersebut dapat berakibatkan pohon pisang mati dan jika berbuah, maka buahnya berair karena mengandung massa bakteri. Di jurnal ini, isolasi dilakukan dengan metode Sessitsch et al yang dimodifikasi. Sterilisasi dimulai dari merendam akar pisang dalam Natrium hipoklorit 5% + 0,25% 20 selama 5 menit, dicuci sebanyak 4 kali dengan akuades steril dan dilewatkan (flaming) pada lampu bunsen. Akar yang sudah disterilkan dipotong kecil-kecil dan dihaluskan dengan mortal. Kemudian, akar tersebut dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer, hal ini bertujuan untuk membiakkan atau memperbanyak bakteri endofit. Setelah dimasukkan diberi aquades 100 µl dari pengenceran 10-1 dan 10-3 yang steril dan dilakulan proses pengenceran yang berguna untuk mengurangi kemungkinan adanya koloni. Setelah itu, dilakukan inkubasi pada suhu ruang selama 24 - 96 jam.

 

Pengamatan terhadap pertumbuhan bakteri endofit dilakukan pada 24, 48, dan 96 jam setelah inkubasi. Pengamatan dilakukan terhadap jumlah koloni bakteri yang tumbuh dan tipe morfologi koloni. Masing-masing isolasi tersebut dilakukan pengujian antibiosis isolat bakteri endofit terhadap BDB. Pengujian dilakukan pada media Sukrosa Pepton Agar (SPA) dengan metode difusi kertas cakram-agar. Pengisolasian terhadap bakteri endofit dan BDB dilakukan pada media terpisah. Bakteri endofit dibiakkan pada media TPA selama 48 jam, kemudian disuspensikan dalam 10 ml akuades steril dan dihitung populasinya sehingga mencapai 108 - 109 cfu/ml, sedangkan pada BDB dibiakkan dengan media SPA selama 76 jam dan disuspensikan dengan 10 ml akuades steril. Setelah itu, 5 kertas steril ditetesi dengan 7,5 µl suspensi bakteri endofit yang berbeda dan 1 potongan kertas saring ditetesi dengan 7,5 µl akuades steril sebagai kontrol. Pengamatan dilakukan terhadap adanya zone bening di sekitar kertas saring yang merupakan reaksi penghambatan dari bakteri endofit terhadap BDB.

 

Seleksi bakteri endofit antagonis terhadap penyakit darah dilakukan sebanyak 30 kali isolasi pada bakteri endofit yang bertujuan untuk memperlihatkan kemampuan antibiosis terhadap BDB. Percobaan ini menggunakan Rancangan acak lengkap dengan tiga ulangan, tiap satuan perlakuan terdiri dari 4 bibit pisang. Satu persatu bibit tersebut dibersihkan akarnya dengan air yang mengalir dan dikeringkan. Percobaan ini menggunakan bibit pisang jenis cavendish yang berasal dari hasil perbanyakan dengan kultur jaringan dari Bogor. Bibit tersebut diseleksi untuk mendapatkan bibit yang unggul dengan cara dibersikan akarnya dengan air yang mengalir dan dikeringkan. Bakteri endofit yang digunakan dalam pengujian ini diperbanyak pada media TSA dalam cawan petri dan diinkubasi selama 48 jam pada suhu ruang, kemudian ditambahkan 10 ml akuades steril. Suspensi bakteri dihitung populasinya dan diencerkan sehingga populasinya mencapai 108 - 109 cfu/ml. Bibit dan tanaman kontrol diseleksi dengandirendam. Pada bibit direndam dalam 750 ml suspensi bakteri endofit selama 6 jam (modifikasi Kavino et al., 2007), sedangkan tanaman kontrol direndam dalam akuades steril. Bibit yang telah diinokulasi dengan bakteri endofit ditanam dalam pot plastik (diameter 17 cm) dengan media tanam berupa campuran tanah humus steril dan sekam bakar. Media tanam disiram dengan sisa suspensi bakteri endofit hasil perendaman. Bibit dipelihara selama 8 minggu untuk proses kolonisasi bakteri endofit pada bibit pisang. Selama proses kolonisasi bakteri endofit dilakukan pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman seperti pertambahan tinggi dan jumlah daun tanaman untuk mengetahui pengaruh perlakuan bakteri endofit terhadap pertumbuhan tanaman pisang. Metode inokulasi BDB pada bonggol pisang dilakukan dengan cara menginjeksikan 2 ml suspensi BDB 108- 109 cfu/ml menggunakan jarum injeksi steril (5 ml) ke bonggol tanaman pisang. Metode penyiraman suspensi BDB pada akar dilakukan dengan cara melukai akar tanaman pisang dengan pisau skalpel steril, kemudian 25 ml suspensi BDB 108- 109 cfu/ml disiramkan ke tanah sekitar akar yang dilukai.

 

Persentase kejadian penyakit dihitung menggunakan rumus KjP  =  (a/b)x100%, dengan KjP adalah kejadian penyakit layu (%), a adalah jumlah tanaman yang menunjukkan gejala penyakit darah pada satu perlakuan, dan b adalah jumlah tanaman yang diinokulasi dengan BDB pada perlakuan yang sama. Hasil pengujian antibiosis 90 isolat bakteri endofit terhadap BDB menunjukkan bahwa sebanyak 27 isolat (30%) mempunyai kemampuan antibiosis terhadap BDB dengan diameter penghambatan yang bervariasi. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa isolat bakteri endofit yang diisolasi dari tanaman pisang bersifat antagonis terhadap BDB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan bakteri endofit berpengaruh nyata terhadap periode inkubasi dan kejadian penyakit darah pada tanaman pisang dari kedua metode inokulasi. Metode inokulasi dengan penginjeksian suspensi BDB pada bonggol menyebabkan fase patogenesis BDB tidak berlangsung secara alami, karena patogen langsung melakukan infeksi dalam jaringan tanaman dan mengkolonisasi jaringan tersebut dengan populasi BDB yang diinjeksikan pada bonggol. Pada percobaan metode inokulasi ini,  kemampuan bakteri endofit memperlambat munculnya gejala penyakit diduga disebabkan oleh adanya kemampuan antibiosis bakteri endofit terhadap BDB. Metode inokulasi dengan pelukaan akar dan penyiraman suspensi BDB menyebabkan fase patogenesis BDB berlangsung secara alami, karena patogen melalui fase patogenesis secara bertahap dan kontiniu sampai munculnya gejala penyakit

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENYIAPAN DAN PEMBUATAN MEDIA (PDA, NA DAN KING’S B)

PENGENCERAN BERSERI DAN PENGHITUNGAN MIKROBA SECARA TIDAK LANGSUNG DENGAN METODE SEBAR (HITUNGAN CAWAN)

PENGENCERAN BERSERI DAN PENGHITUNGAN MIKROBA SECARA LANGSUNG DENGAN ALAT HEMOSITOMETER (HAEMOCYTOMETER) DAN PENGUKURAN MIKROBA (SPORA ATAU SEL BAKTERI)