TEKNIK BEKERJA SECARA ASEPTIK (III & IV): ISOLASI JAMUR DAN BAKTERI DENGAN CARA PENGGPORESAN KUADRAN DAN CARA PEMIPETAN
TEKNIK BEKERJA SECARA ASEPTIK (III & IV): ISOLASI JAMUR DAN BAKTERI DENGAN CARA PENGGPORESAN KUADRAN DAN CARA PEMIPETAN
(Laporan Praktikum Mikrobiologi Pertanian)
Oleh
Jenita Rahma Aulia
1614121012
Kelompok 3

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikroorganisme di alam hampir selalu ada dalam keadaan tercampur dan menjadi salah satu komponen penting dalam ekosistem. Campuran ini sangat kompleks, artinya banyak jenis-jenis mikrooganisme yang bersifat menguntungkan dan merugikan yang sama-sama dapat mempengaruhi spesies lain. Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Dalam bidang ilmu mikrobiologi, untuk dapat menelaah mikroorganisme khusunya bakteri dalam skala laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus menumbuhkan mereka ke dalam suatu biakan yang mana di dalamnya hanya terdapat bakteri yang kita butuhkan saja tanpa adanya kontaminasi atau gangguan dari mikroba lain. Biakan yang semacam ini, biasanya dikenal dengan istilah biakan murni atau bakteri tunggal, sehingga harus dimengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam-macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhan bakteri tersebut.
Pemindahan bakteri dari medium lama ke medium yang baru atau dikenal dengan istilah inokulasi bakteri ini memerlukan banyak ketelitian, kita harus mengusahakan agar semua alat-alat yang akan digunakan untuk pengerjaan medium dan pengerjaan inokulasi benar-benar steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi, yaitu masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan, sehingga biakan yang tumbuh di dalam medium adalah benar-benar biakan murni. Dalam mengisolasi bakteri, terdapat beberapa metode antara lain penyebaran, penggoresan dan pengenceran. Metode penyebaran dilakukan dengan cara menyebarkan bakteri ke dalam permukaan suatu media yang akan digunakan. Metode penggoresan yang dipakai dalam praktikum ini adalah penggoresan kuadran, yang melakukan penggoresan sebanyak empat kali pada bidang permukaan media cawan dengan tujuan mengencerkan dan mendapatkan biakan bakteri tunggal. Metode pengenceran dilakukan dengan mengambil suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam spesies yang diencerkan dalam suatu tabung. Ketiga metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, tetapi dapat digunakan untuk tujuan yang sama yaitu mendapatkan koloni bakteri yang tumbuh terpisah.
Isolasi bakteri dan jamur dapat dilakukan dengan cara pemipetan. Pipet tersebut berdasarkan fungsinya terbagi menjadi dua, yaitu pipet ukur dan pipet tetes. Selain itu, terdapat mikropipet yang digunakan untuk memindahkan suatu larutan dengan volume terkecil yang ukurannya tidak lebih dari 1000 mikroliter. Mikropipet dilengkapi dengan tip yang berbentuk tabung, ujungnya meruncing dan berlubang. Oleh karena itu, praktikum ini dilakukan untuk membuktikan isolasi bakteri dengan cara penggoresan kuadran dan mengenalkan macam-macam pipet yang disertai dengan cara penggunaannya dalam proses isolasi bakteri dan jamur.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut.
1. Melatih keterampilan mahasiswa dalam melakukan pemindahan biakan bakteri dari satu wadah ke wadah lain secara aseptik.
2. Melatih keterampilan mahasiswa dalam melakukan isolasi bakteri dengan teknik penggoresan kuadran.
3. Mengenalkan macam-macam pipet dan melatih mahasiswa menggunakan bermacam-macam pipet secara aseptik.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Isolasi merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Isolasi dilakukan dengan menumbuhkannya dalam suatu media buatan. Prinsip dari isolasi mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, kemudian pada sel-sel mikroba akan membentuk suatu sel yang tetap pada tempatnya. Isolasi bakteri atau biakan yang terdiri dari satu jenis mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan murni atau biakan aksenik. Biakan yang berisi lebih dari satu macam mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan campuran, jika hanya terdiri dari dua jenis mikroorganisme yang dengan sengaja dipelihara satu sama lain dalam asosiasi, dikenal sebagai biakan dua-jenis. Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada medium yang terdiri dari bahan nutrient. Biasanya pemilihan medium yang dipakai bergantung kepada banyak faktor seperti seperti apa jenis mikroorganisme yang akan ditumbuhkan. Perbenihan untuk pertumbuhan bakteri agar dapat tetap dipertahankan harus mengandung semua zat makanan yang diperlukan oleh organisme tersebut. Faktor lain seperti PH, suhu, dan pendinginan harus dikendalikan dengan baik (Buckle, 2007).
Bakteri mudah ditemukan di air, udara dan tanah. Mereka hidup dalam suatu koloni, baik bersimbiose, bebas ataupun parasit pada makhluk hidup. Jumlah bakteri di alam sangat melimpah dengan keragaman yang sangat tinggi. Mempelajari kehidupan dan keragaman bakteri, diperlukan suatu usaha untuk mengembangbiakkan mereka dalam skala laboratorium. Pengembangbiakan ini dilakukan dengan menumbuhkan bakteri dari sumber isolat, seperti tanah, udara, sisa makanan, dan lain-lain dalam media yang mengandung nutrisi. Media pertumbuhan bakteri sangat beragam, mulai dari media selektif, media penyubur, media diferensial dan sebagainya. Masing-masing media memiliki fungsi berbeda dan digunakan tergantung tujuan dari praktikan. Dalam mempelajari sifat pertumbuhan dari masing-masing jenis mikroorganisme, maka mikroorganisme tersebut harus dipisahkan satu dengan yang lainnya, sehingga didapatkan kultur murni yang disebut isolat. Kultur murni merupakan suatu biakan yang terdiri dari sel-sel dari satu spesies atau satu galur mikroorganisme. Kultur murni diperoleh dengan cara isolasi menggunakan metode tuang maupun gores (Waluyo, 2007).
Isolasi mikrobia pada prinsipnya adalah memisahkan suatu jenis mikrobia dengan jenis mikrobia lainnya dengan asal mikrobia yang terdiri dari berbagai macam spesies. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkan pada media padat. Pada media padat ini sel-sel akan membentuk suatu koloni sel yang tetap. Jika sel-sel tersebut tertangkap oleh media pada beberapa tempat yang terpisah maka setiap sel atau kumpulan sel yang hidup akan berkembang menjadi suatu koloni yang terpisah sehingga memudahkan pemisahan selanjutnya. Dalam mengisolasi untuk menumbuhkan mikroba ada berbagai macam medium yang akan digunakan. medium mikroba tersebut diklasifikasikan berdasarkan sifatnya, komposisi dan fungsinya. Dilihat dari sifat fisiknya, medium dibagi menjadi 3 lagi, yaitu solid medium, semi solid, dan broth, sedangkan berdasarkan komposisi penyusunnya juga dibedakan antara lain medium sintetis, medium semi sintetis, medium non-sintetis. Dilihat sifat fisiknya medium antara lain dibedakan dengan medium umum, medium selektif, medium diferensial, medium uji dan medium diperkaya (Hadioetomo, 1993).
Mikropipet (micropipet) adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan cairan dalam jumlah kecil secara akurat. Penggunaan pipet gelas seperti pipet ukur dan pipet gondok tidak mempunyai akurasi yang tinggi untuk volume kurang dari 1 ml, sehingga pada pemindahan cairan dengan volume kecil kurang dari 1000 mikroliter, biasa juga disebut dengan pipet otomatis. Pipet otomatis ini mempunyai akuraritas dan presisi yang lebih baik dari pada pipet gelas. Disamping itu setiap pipet dapat diset berapapun volumenya selama dalam range volume pipet. Bagian micropipet terdiri dari automatic pippetor dan pippete tip. Automatic pippetor berfungsi untuk memompa larutan yang akan dipindahkan dengan volume yang telah ditentukan sebelumnya, sedangkan pippete tip berfungsi untuk menampung cairan yang dipompa. Setiap mikropipet dilengkapi dengan bagian pengaturan volume (volume adjustment knob) yang terletak pada kepala pipet. Pengaturan dilakukan dengan memutar-mutar bagian tersebut dan memperhatikan angka yang tertera di bagian tengah (badan) mikropipet (Sutedjo, 1996).
Pipet adalah alat berbentuk silinder kecil dan panjang mirip dengan sedotan. Pipet ukur terbuat dari bahan gelas yang dilengkapi dengan ukuran dalam mililiter (ml). Secara umum, pipet berfungsi untuk memindahkan suatu volume cairan dari satu tempat ke tempat yang lain. Macam-macam pipet dan kegunaannya yaitu sebagai berikut.
1. Pipet tetes adalah jenis pipet yang berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil. Terkadang saat melakukan percobaan reaksi kimia di laboratorium, bahan yang kita perlukan jumlahnya tidaklah terlalu besar sehingga tidak bisa diukur dengn alat ukur yang berskala. Pipet tetes ini hanya bisa digunakan untuk bahan yang bersifat cair, jika ada bahan padatan yang harus di ukur menggunakan pipet tetes, maka padatan tersebut harus terlebih dahulu di larutkan.
2. Pipet ukur adalah salah satu alat yang digunakan di Laboratorium kimia. Alat ini termasuk ke dalam alat gelas. Penggunaan pipet ukur untuk mengambil larutan dengan ukuran tertentu. Ukuran dari pipet ukur ini bermacam-macam dari ukuran 1 ml, 2 ml, 5ml, 10 ml dan seterusnya. Pipet ini biasanya digunakan untuk mengambil larutan yang pekat, hal ini ditujukan untuk keselamatan di laboratorium (Khasani, 1990).
Metode cawan gores memiliki prinsip yang bertujuan untuk mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. Cara ini dilakukan dengan membagi 3-4 cawan petri. Ose steril yang telah disiapkan diletakkan pada sumber isolat, lalu menggoreskan ose tersebut pada cawan petri berisi media steril. Goresan tersebut dapat dilakukan 3-4 kali membentuk garis horisontal disatu cawan. Ose disterilkan lagi dengan api bunsen setelah kering ose tersebut digunakan untuk menggores goreskan sebelumnya pada sisi cawan kedua. Langkah ini dilanjutkan hingga keempat sisi cawan tergores. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Prinsip dari metode cawan gores (streak plate), yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. Hal itu dilakukan dengan membagi cawan petri menjadi dua bagian. Ose steril yang telah disiapkan dilekatkan pada sumber isolat, kemudian menggoreskan jarum ose tersebut pada cawan berisi media steril. Goresan juga dapat dilakukan 3 (menggunakan tipe 3 goresan). Kemudian, ose disterilkan lagi dengan api bunsen, setelah kering ose tersebut digunakan untuk menggoreskan sebelumnya pada sisi cawan kedua. Langkah ini dilanjutkan hingga ketiga sisi cawan tergores (Pelczar, 1986).
III. METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain adalah jarum ose, pipet tiup,pipet alir, pompa karet, pipet mikro (micropippette) dengan berbagai ukuran atau volume, cawan petri, tabung reaksi, erlenmeyer, jarum oose, lampu spirtus, media cawan (PDA), alkohol 70%, spirtus dan air bersih atau media cair.
3.2 Prosedur kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah yang pertama yaitu pada cara penggoresan kuadran. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan di dalam Laminar Air Flow (LAF) hood. Kemudian, dinyalakan lampu bunsen atau lampu spirtus dan dimasukkan dalam LAF. Dipegang media cawan berisi kultur bakteri dengan tangan kiri, dan jarum ose dengan tangan kanan. Dipanaskan ujung jarum ose pada api bunsen sampai memijar. Setelah itu, dibuka sedikit tutup cawan petri menggunakan jari telunjuk dan jempol, lalu disentuhkan ujung jarum ose panas ke tepian media supaya dingin. Dengan ujung jarum ose, diambil sedikit kultur bakteri lalu ditutup kembali cawan tersebut. Diambil media cawan, buka sedikit tutupnya dengan jari-jari tangan kri lalu digoreskan ujung ose yang telah mengandung kultur bakteri beberapa kali pada seperempat permukaan media cawan yaitu kuadran pertama. Dipijarkan ujung jarum oose untuk dipatikannya sisa bakteri, lalu goreskan beberapa kali ke bekas penggoresan pertama yang dilanjutkan ke arah kuadran kedua (jarum oose didinginkan terlebih dahulu dengan cara disentuhnya tepi media cawan). Kemudian, dilakukan penggoresan kuadran ketiga dan keempat dengan cara yang sama dengan langkah sebelumnya. Setelah selesai penggoresan, dimasukkan media cawan yang telah digores ke dalam kantung plastik dalam posisi terbalik. Dilakukan pengamatan setelah 24 jam dan 48 jam inkubasi. Dicatat dan digambar pertumbuhan koloni bakteri dari hasil penggoresan.
Prosedur kerja yang kedua adalah penggunaan mikropipet. Sebelum digunakannya knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk dipastikan lancarnya mikropipet. Dimasukkan tip bersih ke dalam nosel atau ujung mikropipet. Kemudian, ditekan thumb knob sampai hambatan pertama. Lalu, dimasukkan tip ke dalam cairan sedalam 3 sampai 4 mm. Ditahan pipet dalam posisi vertikal, kemudian dilepaskan tekanan dari thumb knob, maka cairan akan masuk ke tip. Setelah itu, dipindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan dengan cara ditekan thumb knob. Jika ingin dilepaskan tip, putar thumb knob searah jarum jam dan ditekan, maka tip akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau digunakan alat tambahan yang berfungsi tip didorong keluar.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
|
No |
Pengamatan |
Gambar |
|
1. |
Pengamatan pertama pada 0 jam
|
|
|
2. |
Pengamatan kedua pada 24 jam
|
|
|
3. |
Pengamatan ketiga pada 48 jam
|
|
4.2 Pembahasan
Pada praktikum teknik bekerja secara aseptik kedua, yang telah kami lakukan adalah mengisolasi bakteri dengan cara penggoresan kuadran dan cara pemipetan. Bakteri diisolasi menggunakan metode penggoresan kuadran. Penggoresan tersebut dibagi menjadi empat, yaitu kuadran 1, kuadran 2, kuadran 3 dan kuadran 4. Kami menggunakan penggoresan kuadran yang keempat, karena dianggap lebih mudah untuk mendapatkan biakan murni dari bakteri tersebut. Media yang digunakan dalam isolasi yaitu media cawan (PDA). Proses pengisolasian dilakukan dua kali pada media dan cara yang sama. Pengisolasian dengan penggoresan kuadran empat dilakukan dengan cara menggoreskan suatu bakteri dengan jarum ose yang sudah disterilkan dengan bunsen, kemudian bakteri tersebut digoreskan pada cawan yang telah disterilkan sebanyak empat bagian di dekat bunsen. Setiap satu kali penggoresan pada bagian satu, maka cawan tersebut diputar dekat bunsen lalu digoreskan kembali. Pada bagian yang telah digoreskan harus diingat agar mendapatkan biakan murni yang jelas. Apabla metode tersebut dilakukan dengan baik, makan akan menghasilkan terisolasinyanya bakteri dengan satu sel tunggal.
Pengamatan dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu pada 0 jam, 24 jam dan 48 jam. Pada hasil pengamatan pertama yang dilakukan pada 0 jam, belum didapatkan perubahan yang terlihat. Bagian dalam cawan yang telah digoreskan masih terlihat sama seperti yang belum digoreskan. Setelah 24 jam, perubahan cawan pertama yang telah digoreskan bakteri mengalami perubahan yaitu terlihat sedikit keruh dan keruhan tersebut berbentuk goresan yang telah kami buat. Namun, pada cawan yang kedua tidak mengalami perubahan, yaitu terlihat sama seperti pada 0 jam. Pada 48 jam, cawan pertama kembali mengalami percobaan yaitu terlihat semakin keruh, tetapi hanya pada satu bagian yang digoreskan. Artinya pada cawan petama telah didapatkan biakan bakteri murni. Pada cawan yang kedua masih belum mengalami perubahan, walaupun sudah selama 48 jam. Pada cawan yang tidak mengalami perubahan dari hari pertama sampai hari ketiga dikarenakan pada saat melakukan isolasi media yang kami gunakan rusak, sehingga pertumbuhannya. Selain itu, pada proses isolasi, bakteri yang akan kami biakan terkena bunsen, sehingga bakteri tersebut mati sebelum digoreskan. Ada juga faktor lain yang menyebabkan bakteri tidak tumbuh, yaitu kurangnya pemahan dan keterampilan kami saat melakukan isolasi karena kami baru pertama melakukan percobaan isolasi dengan penggoresan kuadran tersebut.
Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Proses identifikasi maupun isolasi, dilakukan proses pembuatan isolat tunggal dari isolat campuran tersebut. Isolat tunggal atau biakan murni merupakan biakan yang asalnya dari pembelahan satu sel tunggal. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya. Jika sel-sel tersebut tertangkap oleh media padat pada beberapa tempat yang terpisah, maka setiap sel atau kumpulan sel yang hidup akan berkembang menjadi suatu koloni yang terpisah, sehingga memudahkan pemisahan selanjutnya. Bila digunakan media cair, sel-sel mikroba sulit dipisahkan secara individu karena terlalu kecil dan tidak tetap tinggal di tempatnya. Akan tetapi, bila sel-sel itu dipisahkan dengan cara pengenceran, kemudian ditumbuhkan dalam media padat dan dibiarkan akan membentuk koloni, sehingga sel-sel tersebut selanjutnya dapat diisolasi dalam tabung-tabung reaksi atau cawan petri-cawan petri yang terpisah (Sutedjo, 1996).
Metode penggoresan adalah penggoresan yang dilakukan sebanyak empat kali pada bidang permukaan media cawan, dengan tujuan untuk mengencerkan dan mendapatkan koloni bakteri yang tumbuh terpisah-pisah. Metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, kelebihannya yaitu menghemat bahan dan waktu. Selain itu, koloni yang dihasilkan adalah single koloni atau 1 koloni yang hanya terdiri dari 1 spesies saja dan kontaminan mudah dibedakan, karena pada metode ini ose digoreskan dengan pola tertentu, maka koloni yang tumbuh diluar pola tersebut dapat dinyatakan sebagai kontaminan. Metode penggoresan kuadran yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Namun, untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang baik. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Kekurangan dari metode penggoresan kuadran yaitu pelaksanaannya yang cukup sulit untuk dilakukan, karena kita harus hati-hati dalam menggoreskan ose ke medium. Jika pada saat penggoresan, medium terluka akan mengacaukan data, sehingga hasil isolasi sudah tidak akurat lagi atau diragukan kevalidannya. Hasilnya diragukan karena, luka pada medium yang permukaan lebih rendah dari permukaan seharusnya dapat ditumbuhi mikrobia. Dua macam kesalahan yang umum dilakukan adalah tidak memanfaatkannya permukaan medium dengan sebaik-baiknya untuk digores, cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel- sel yang digores.
Mikropipet adalah alat tangan yang digunakan untuk mengukur dan memindahkan sejumlah kecil cairan, seperti air, darah atau susu di laboratorium klinik atau pabrik susu. Beberapa pipet memiliki volume yang tetap, tetapi ada yang disesuaikan dikenal dengan nama mikropipet adjustable. Cara penggunaan mikropipet yaitu, thumb knob (penyedot pipet) sebaiknya ditekan berkali-kali untuk memastikan lancarnya mikropipet. Kemudian, diatur volume dengan cara memutar knop pengatur volume. dipasang tip disposable yang sesuai dengan ukuran mikropipet yang digunakan dengan cara menancapkan ujung mikropipet. Tip berbentuk tabung yang ujungnya meruncing dan berlubang yang hanya dipakai dalam satu kali pakai. Tip ini merupakan tempat penampungan terakhir suatu larutan yang akan diambil atau dipindahkan. Setelah itu, ditekan penyedot pipet sampai pada batas pertama/first stop, jangan ditekan lebih kedalam lagi. Dibenamkan tip kedalam cairan yang akan dipindahkan. Perlu diperhatikan, jangan terlalu dalam membenamkannya karena akan merusak tip, untuk mengambil sampel ke dalam tip, dijaga tekanan balik yang berjalan secara perlahan dan halus sampai penuh ke posisi sebelum penyedotan. Dibiarkan tip tetap dibawah permukaan sampel selama pengambilan, dipindahkan tip dari cairan sampel ke wadah yang diinginkan. Perlu diperhatikan, tidak boleh ada cairan tertinggal di bagian luar tip dan lap atau usap butiran cairan di luar dengan tissue, tetapi hanya dari bagian samping saja. Diusahakan tidak menyentuh tissue pada bagian bawah atau ujung tip. Sampel dari pipet dapat dikeluarkan dengan cara dipegang tip pada dinding wadah penampung sampel, kemudian ditekan penyedot sampai pembatas pertama. Setelah itu, tahan paling tidak 1 sampai 2 detik untuk P-1000, 2 sampai 3 detik untuk P-5000 atau lebih lama untuk sampel yang mempunyai viskositas yang lebih tinggi. Ditekan penyedot ke pembatas kedua untuk mengeluarkan sisa-sisa cairan, dengan penyedot masih dalam posisi tertekan tarik pipet dari wadah penampung sampel dengan terus menempelkan tip didinding wadah khususnya ketika pemipetan dalam jumlah kecil. Secara perlahan-lahan dibiarkan penyedot kembali pada posisi UP dan jangan ditekan kembali. Dilepaskan tip dengan cara menekan ejector. Saat menekan plunger pipet, maka akan menemukan posisi plunger berhenti. Jika plunger terus ditekan, maka ia akan berhenti lagi pada posisi kedua.
V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan pada percobaan ini adalah sebagai berikut.
1. Pemindahan biakan bakteri antarwadah dilakukan secara aseptik agar menghindari terjadinya suatu kontaminasi, yaitu munculnya jasad renik yang tidak diinginkan kehadirannya.
2. Terdapat tiga macam metode dalam mengisolasi, yaitu metode penyebaran, metode penggoresan dan metode pengenceran.
3. Pada metode penggoresan kuadran koloni yang dihasilkan adalah single koloni atau 1 koloni yang hanya terdiri dari 1 spesies saja dan kontaminan mudah dibedakan.
4. Pada cawan kedua, percobaan gagal karena tidak biakan bakteri tidak tumbuh. Bakteri yang tumbuh dilihat engan keruhnya warna di dalam media yang digoreskan bakteri.
5. Pipet dibagi menjadi dua, yaitu pipet tetes dan pipet ukur. Terdapat juga mikropipet yang penggunaanya lebih efektif karena memiliki skala yang lebih teliti.
DAFTAR PUSTAKA
Buckle. 2007. Mikrobiologi Terapan. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. PT Gramedia. Jakarta.
Khasani. 1990. Prosedur alat alat kimia. Liberti. Yogyakarta.
Pelczar. 1986. Dasar-DasarMikrobiologi. UI Press. Jakarta.
Sutedjo, M. 1996. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta, Jakarta.
Waluyo, L.
2007. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang.
LAMPIRAN



Komentar
Posting Komentar