MIKROSKOP DAN PENGGUNAANNYA

 

 

 

 

 

 

 

MIKROSKOP DAN PENGGUNAANNYA

(Laporan Praktikum Mikrobiologi Pertanian)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Oleh

 

Jenita Rahma Aulia

1614121012

Kelompok 3

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2017

 

 

 

 

 

 

1.      PENDAHULUAN

 

 

 

 

1.1 Latar Belakang

 

 

Mahluk hidup di bumi diciptakan dalam berbagai bentuk dan ukuran yang berbeda dari yang terbesar sampai terkecil. Mahluk hidup yang berukuran besar dapat sangat mudah untuk dilihat jelas oleh mata, sedangkan untuk mahluk hidup yang kecil diperlukan alat bantu untuk melihatnya. Pada awalnya, untuk melihat benda yang berukuran kecil, digunakan kaca pembesar yang memanfaatkan sebuah lensa cembung. Namun kaca pembesar ini memiliki kelemahan karena jarak benda harus lebih kecil dari jarak titik fokus ke lensa kaca pembesar tersebut. Dalam percobaan mikrobiologi yang berhubungan langsung dengan mikrobia, maka diperlukan alat bantu seperti mikroskop.

 

Mikroskop sebagai suatu jenis alat bantu yang digunakan untuk memperbesar bayangan objek yang berukuran kecil. Mikroskop sederhana hanya terdiri dari satu lensa, namun saat ini mikroskop memiliki alat optik dan mekanik. Alat optik terdiri dari lensa okuler, lensa majemuk dan kondensor sedangkan alat mekaniknya seperti, revolver, pengatur halus kasar dan sebagainya. Dua nilai penting sebuah mikroskop terdiri atas adanya daya pembesaran dan penguraiannya, atau resolusi. Pembesaran mencerminkan berapa kali lebih besar objeknya terlihat dibandingkan ukuran sebenarnya Dalam penggunaannya, mikroskop dibagi menjadi dua antara lain mikroskop majemuk dan mikroskop stereo. Kedua mikroskop ini mengamati objek dengan ukuran yang berbeda. Untuk mikroskop majemuk dapat digunakan untuk melihat mikrobia dalam ukuran yang sangat kecil atau tidak dapat dilihat oleh mata secara langsung. Mikroskop stereo digunakan untuk melakukan penelitian tentang bagian-bagian dalam suatu mahluk hidup. Biasanya mikroskop stereo hanya dipakai oleh mahluk hidup yang berukuran cukup besar, seperti belalang. Mikroskop stereo berlensa tiga dimensi, sehingga bagian dalam tubuh mahluk hidup dapat terlihat dengan jelas.

 

Keterampilan menggunakan mikroskop dapat membantu kita mengamati dan membandingkan struktur sel hewan denga sel tumbuhan. Kemahiran dan ketelitian sipemakai dalam menggunakan mikroskop sangat diperlukan. Hal dapat di dapat dicapai dengan mengenali baik-baik bagian-bagiannya, fungsinya, serta cara penggunaan dan pemulihannya. Semakin ahli kita dalam menggunakan mikroskop maka akan semakin baik pula hasil pengamatan mikroskopis yang kita lakukan dengan menggunakan mikroskop. Oleh karena itu, pengenalan mikroskop dan cara penggunaannya perlu di lakukan pada praktikum kali ini agar mahasiswa dapat mengenal dan mengetahui cara penggunaan mikroskop dengan baik dan benar.

 

 

1.2 Tujuan

 

 

Adapun tujuan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.

1.    Mengenal berbagai jenis mikroskop.

2.    Mengenali bagian-bagian penting mikroskop serta masing-masing fungsinya.

3.    Melatih menggunakan mikroskop secara baik dan benar.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

II.     TINJAUAN PUSTAKA

 

 

 

 

Mikroskop (Latin : micro : kecil. Scopium: penglihatan), yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan daya pisah seseorang, sehingga memungkinkan untuk dapat mengamati obyek yang sangat halus. Ada beberapa jenis mikroskop, diantaranya mikriskop monokuler, bayangan yang tampak memiliki panjang dan lebar, hanya sedikit memberi gambaran tentang tingginya, obyek yang akan di selidiki harus memiliki ukuran yang kecil dan tipis sehingga bisa ditembus cahaya. Ada 2 prinsip dasar yang berbeda untuk mikroskop, yaitu mikroskop optik dan mikroskop elektron. Mikroskop optik dapat dibedakan menjadi mikroskop biologi dan mikroskop stereo. Objektif yang paling kuat pada mikroskop optik 1000x disebut objektif emersi, karena penggunaannya harus dengan minyak emersi dan cara memakainya khusus pula. Mikroskop stereo digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu besar , transparan atau tidak. Penyinarannya dapat diatur dari atas maupun dari bawah dengan sinar alam maupun lampu. Memiliki 2 buah objektif dan dua  buah okuler, sehingga diperoleh bayangan 3 dimensi dengan pengamatan 2 belah mata (Sutrisno, 1984).

 

Mikroskop elektron memfokuskan seberkas elektron melalui spesimen atau pada permukaannya. Resolusinya berbanding terbalik dengan panjang gelombang radiasi yang digunakan mikroskop untuk mencitra dan berkas elektron memiliki panjang gelombang yang jauh lebih pendek daripada cahaya tampak.. Mikroskop elektron payar (SEM) khususnya berguna untuk penelitian terperinci mengenai permukaan spesimen. Berkas elektron memindai permukaan sampel yang biasanya dilapisi selapis tipis emas. Berkas tersebut mengeksitasi elektron pada permukaan, dan elektron-elektron sekunder ini terdeteksi oleh alat yang menerjemah pola elektron menjadi sinyal elektronik ke layar video. Mikroskop elektron transmisi (TEM) digunakan untuk mempelajari ultrastruktur internal sel. TEM mengarahkan berkas elektron melalui irisan spesimen yang sangat tipis, mirip dengan cara mikroskop cahaya meneruskan cahaya melalui objek (Kamajaya, 1996).

 

Perbesaran yang dihasilkan mikroskop optik modern mencapai 1.250 kali. Mikroskop ini digunakan dengan satu mata, sehingga bayangan yang terlihat hanya mengenai panjang dan lebar benda yang diamati. Mikroskop memiliki dua fungsi dan kegunaan yaitu pada fungsi utama mikroskop digunakan untuk dapat melihat serta mengamati objek benda dengan bentuk ukuran yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang (mata secara langsung). Fungsi dan kegunaan yang lain dari mikroskop adalah tidak akan jauh dari fungsi utama. Maksudnya adalah adanya perbedaan dari beberapa jenis mikroskop yang tujuan dibuatnya untuk suatu fungsi yang lebih mendetail/rinci, contohnya adalah seperti terdapat jenis mikroskop yang hanya dibuat untuk melihat dan mengamati satu jenis objek mikroskopis saja. Jadi, mikroskop jenis tersebut terbilang lebih detail dan rinci (Purba, 1999).

 

Mikroskop biologi dibagi menjadi mikroskop monokuler dan binokuler. Mikroskop monokuler adalah mikroskop yang terdiri dari satu lensa okuler. Mikroskop binokuler adalah mikroskop yang terdiri dari satu lensa dua okuler. Mikroskop trinokuler adalah mikroskop yang dilengkapi dengan monitor fungsi dari setiap bagian mikroskop. Lensa okuler biasanya terdapat satu, dua, atau tiga buah yang melekat pada bagian tubus dan berhadapan langsung dengan mata pengamat serta berfungsi untuk memperbesar bayangan obyek pengamatan. Cermin yang terdiri dari dua sisi yang berbeda yaitu cermin datar dan cermin cekung  dengan fungsi untuk menangkap cahaya kemudian meneruskannya ke kondensor. Kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin dan difokuskan ke objek. Diafragma yang terletak di bagan bawah kondensor berfungsi untuk mengatur besar kecilnya cahaya yang masuk pada objek yang diamati. Makrometer berfungsi sebagai pemutar kasar sehingga objek dapat dilihat dengan jelas pada pembesaran kecil (5x dan 10x). Mikrometer yang berfungsi sebagai pemutar halus sehingga objek dapat dilihat dengan jelas pada pemesaran besar 40x dan 100x (Widyatmoko, 2008).

 

Mikroskop pada prinsipnya adalah alat pembesar yang terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda berputar,yang disebut gagang putar. Obyek yang akan diamati ditempatkan pada dua lensa obyektif sampai terbentuk bayangan nyata, terbalik dan diperbesar. Kemudian lakukan pengamatan dengan cara menggeser jarak benda terhadap lensa obyektif dengan menggunakan tombol halus yang digunakan untuk menemukan fokus. Lensa Okuler akan memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif berkisar antara 4 sampai 25x pembesaran. Lensa kondensor akan mengatur pencahayaan pada objek yang akan dilihat. Pengamatan dengan mikroskop dapat dilakukan dengan mata berakomodasi maksimum dan mata tidak berakomodasi (Yekti, 1994).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

III.      METODOLOGI

 

 

 

 

3.1 Alat dan Bahan

 

 

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop majemuk monokuler, mikroskop majemuk binokuler, mikroskop stereo binokuler, penyakit daun karat pada kopi (Hemileia vastatrix) dan kumbang koksi (Harmania axyridis).

 

 

3.2    Prosedur Kerja

 

 

Prosedur kerja yang pertama dilakukan pada mikroskop stereo yaitu ditempatkan mikroskop stereo beserta transformatornya, dihubungkan dengan sumber listrik. Selanjutnya, ditekan tombol on pada transformator, digunakan voltase yang sesuai dengan yang tercantum pada mikroskop. Diletakkan spesimen pada cawan petri, lalu dinyalakan lampu (perlu diingat bahwa lampu mempunyai umur tertentu sehingga penggunaannya harus disesuaikan dengan keperluannya saja). Diamati spesimen mula-mula dengan lensa mikroskop perbesaran  rendah kemudian dilanjutkan dengan perbesaran yang lebih tinggi. Dicari fokur dengan cara diatur posisi lensa obyektif naik atau turun dengan  digunakan knop pengatur fokus kasar. Setelah diperolehnya banyangan yang fokus, dipertajam fokus tersebut dengan digunakan knop pengatur halus. Kemudian, diamati dengan seksama dan gambar hasil yang diamati di bawah mikroskop.

 

Sedangkan prosedur kerja untuk mikroskop majemuk yaitu disiapkan preparat yang akan diamati dengan cara diletakkannya pada permukaan gelas obyek bersih yang sudah diberi satu tetes air. Ditutup spesimen tersebut dengan kaca penutup (coverglass), hindari terbentuknya gelembung udara pada preparat. Diletakkan preparat diatas meja pentas atau dibawah lensa obyektif mikroskop majemuk. Diposisikan lensa dengan perbesaran terendah tepat diatas gelas obyek, dan dengan diamati dari samping diturunkan lensa yang mendekati permukaan gelas preparat sampai maksimum. Jika gambar banyangan masih terlalu kecil, digunakan lensa dengan perbesaran yang lebih tinggi atau kuat dengan cara dipegang dan diputar pangkal lensa obyektif sampai pada posisi yang tepat (ada bunyi klik). Dengan posisi pada lensa okuler, digunakan knop pemutar halus untuk dinaikkan posisi lensa sampai didapatkan gambar yang lebih jelas. Diamati dengan seksama dan digambarkan hasil yang diamati dibawah mikroskop.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

IV.   HASIL DAN PEMBAHASAN

 

 

 

 

4.1 Hasil Pengamatan

 

 

Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.

 

No

 

Foto Internet

 

Gambar Foto

 

Keterangan

1.

Mikroskop Majemuk Monokuler

1.        Lensa okuler

2.        Revolver

3.        Lensa obyektif

4.        Meja benda

5.        Kondensor

6.        Diafragma

7.        Cermin

8.        Pengatur halus

9.        Pengatur kasar

10.    Kaki pegangan

2.

Mikroskop Majemuk Binokuler

1.        Lensa okuler

2.        Revolver

3.        Lensa obyektif

4.        Meja benda

5.        Kondensor

6.        Diafragma

7.        Cermin

8.        Pengatur halus

9.        Pengatur kasar

3.

Mikroskop Stereo Monokuler

 

1.        Lensa okuler

2.        Tabung

3.        Revolver

4.        Lensa obyektif

5.        Meja benda

6.        Pengatur halus

7.        Pengatur kasar

8.        Kaki pegangan

4.

Mikroskop Stereo Binokuler

 



 


1.        Lensa okuler

2.        Tabung

3.        Revolver

4.        Lensa obyektif

5.        Meja benda

6.        Pengatur halus

7.        Pengatur kasar

8.        Kaki pegangan

5.

Penyakit Karat pada Kopi (Hemileia vastatrix)

 

 

 

 

 

 

6.

Kumbang Koksi (Harmonia axyridis)

 

 

 

 

 

4.2 Pembahasan

 

 

Berdasarkan ukuran obyek yang diamati dan penampilan obyek yang diinginkan, mikroskop cahaya dibedakan atas mikroskop majemuk dan mikroskop stereo. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya. Namun, citra pada mikroskop stereo menggunakan cahaya terpantul bukan cahaya yang ditransmisikan. Cahaya pada mikroskop stereo berasal dari pantulan permukaan objek, bukan cahaya yang ditransmisikan melalui objek seperti pada mikroskop cahaya. Penggunakan cahaya yang dipantulkan dari objek memungkinkan untuk mengamati spesimen yang terlalu tebal. Beberapa mikroskop stereo juga bisa menggunakan cahaya yang ditransmisikan melalui objek, biasanya terdapat bola lampu atau cermin dibawahnya. Ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga dapat digunakan untuk melihat objek dalam bentuk tiga dimensi. Ukuran mikroskop stereo lebih besar dari mikroskop majemuk yakni dengan ketinggian sekitar 1 sampai 2 meter. Dengan mikroskop ini, tidak akan terjadi kelelahan mata karena menggunakan dua mata sehingga tidak perlu memiringkan mata untuk melihat objek.

 

Umumnya mikroskop stereo dapat melakukan perbesaran hingga 7 sampai 40 kali. Namun beberapa dapat melakukan perbesaran hingga 100 kali. Namun, perbesaran tersebut masih tergolong rendah. Mikroskop optik dapat melakukan perbesaran hingga 1000 kali. Perbesaran yang tidak terlalu tinggi sangat berguna untuk menilai permukaan objek padat seperti serat optik. Sample juga dapat dipindahkan dengan mudah. Sedangkan mikroskop biasa memiliki keterbatasan ukuran sampel.

 

Mikroskop majemuk digunakan untuk pengamatan benda tipis dan transparan. Penyinaran diberikan dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Fungsi utamanya adalah untuk melihat dan mengamati objek dengan ukuran sangat kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Fungsi lainnya dari mikroskop tetap akan berakar pada fugsi utamanya, bedanya beberapa jenis mikroskop dibuat untuk fungsi yang lebih detail, contohnya ada jenis mikroskop yang dibuat hanya untuk mengamati satu jenis objek mikroskopis saja. Sedangkan fungsi dari mikroskop stereo digunakan untuk observasi dengan perbesaran rendah dari sampel yang berukuran relatif besar secara tiga dimensi. Cahaya yang digunakan biasanya cahaya yang berasal dari pantulan sampel. Mikroskop ini menggunakan dua jalur optik (dua lensa okuler) terpisah dengan dua lensa objektif dan lensa mata untuk memberikan sudut pandang yang lebih baik ketika menggunakan kedua mata. Susunan lensa seperti ini menghasilkan pencitraan tiga dimensi pada sampel yang akan diteliti.

 

Hemileia vastatrix adalah  anggota ordo Pucciniales yang menyebabkan penyakit karat daun kopi. Penyakit ini sejak pertengahan abad ke-19 sampai sekarang masih menjadi salah satu penyakit tumbuhan yang paling merugikan pertanaman kopi arabika. Hemileia vastratrix termasuk dalam filum basidomycetes. Basidimycotina mempunyai bentuk uniseluler dan multiseluler serta dapat bereproduksi secara generatif dan vegetatif. Cara perkembangbiakan generatif dengan menggunakan spora seksual, yaitu basidiospora atau sporofida. Cendawan ini memiliki spora dengan inti haploid sederhana. Spora berkecambah menjadi hifa, yang mengandung inti haploid. Hifa dapat menghasilkan spora haploid lagi atau bersatu dengan hifa lain membentuk jalinan hifa yang kompleks. Zigot dihasilkan dari dua hifa yang intinya bersatu. Zigot membelah secara meiosis. Dalam perkembangbiakannya, spermatia (sel sperma) membuahi hifa khusus penerima (reseptif) pada spermogonia dan menghasilkan urediospora. Urediospora hialin, semula bulat tetapi segera memanjang dan bentuknya mirip juring buah jeruk. Urediospora yang matang isinya berwarna jingga, sedang dindingnya tetap tidak berwarna. Sisi luar yang cembung mempunyai duri – duri, sedang sisi lainnya tetap halus (hemi leios = setengah licin). Uredospora berukuran 26 – 40 x 20 – 30 µm. Urediospora berkecambah dengan membentuk basidium, yang akhirnya menghasilkan basidiospora.

 

Kumbang koksi adalah salah satu hewan kecil anggota ordo Coleoptera. Mereka mudah dikenali karena penampilannya yang bundar kecil dan punggungnya yang berwarna-warni serta pada beberapa jenis berbintik-bintik. Di negara-negara Barat, hewan ini dikenal dengan nama ladybird atau ladybug. Awam menyebut kumbang koksi sebagai kepik, karena ukurannya dan perisainya yang juga keras, namun kumbang ini sama sekali bukan dari bangsa kepik (Hemiptera). Serangga ini dikenal sebagai sahabat petani karena beberapa anggotanya memangsa serangga-serangga hama seperti kutu daun. Walaupun demikian, ada beberapa spesies koksi yang juga memakan daun sehingga menjadi hama tanaman.

 

Kumbang koksi memiliki penampilan yang cukup khas sehingga mudah dibedakan dari serangga lainnya. Tubuhnya berbentuk nyaris bundar dengan sepasang sayap keras di punggungnya. Sayap keras di punggungnya berwarna-warni, namun umumnya berwarna mencolok ditambah dengan pola seperti totol-totol. Sayap keras yang berwarna-warni itu sebenarnya adalah sayap elitra atau sayap depannya. Sayap belakangnya berwarna transparan dan biasanya dilipat di bawah sayap depan jika sedang tidak dipakai. Saat terbang, ia mengepakkan sayap belakangnya secara cepat, sementara sayap depannya yang kaku tidak bisa mengepak dan direntangkan untuk menambah daya angkat. Sayap depannya yang keras juga bisa berfungsi seperti perisai pelindung. Kumbang koksi memiliki kaki yang pendek serta kepala yang terlihat membungkuk ke bawah. Posisi kepala seperti ini membantunya saat makan hewan-hewan kecil seperti kutu daun. Di kakinya terdapat rambut-rambut halus berukuran mikroskopis (hanya bisa dilihat dengan mikroskop) yang ujungnya seperti sendok. Rambut ini menghasilkan bahan berminyak yang lengket sehingga kepik bisa berjalan dan menempel di tempat-tempat sulit seperti di kaca atau di langit-langit. Mayoritas dari kepik adalah karnivora yang memakan hewan-hewan kecil penghisap tanaman semisal kutu daun (afid). Larva dan kepik dewasa dari spesies yang sama biasanya memakan makanan yang sama. Kepik makan dengan cara menghisap cairan tubuh mangsanya. Di kepalanya terdapat sepasang rahang bawah (mandibula) untuk membantunya memegang mangsa saat makan. Ia lalu menusuk tubuh mangsanya dengan tabung khusus di mulutnya untuk menyuntikkan enzim pencerna ke tubuh mangsanya, lalu menghisap jaringan tubuh mangsanya yang sudah berbentuk cair. Seekor kepik diketahui bisa menghabiskan 1.000 ekor kutu daun sepanjang hidupnya. Klasifikasi dari kembang koksi adalah sebagai berikut.

Kingdom    : Animalia

Filum          : Arthropoda

Klas            : Insecta

Ordo           : Coleoptera

Famili         : Coccinellidae

Genus         : Harmonia

Spesies       : Harmonia axyridis

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

V.     KESIMPULAN

 

 

 

 

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.

1.    Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua yaitu mikroskop cahaya dan elektron. Berdasarkan ukuran obyek yang diamati, mikroskop cahaya tersebut dibagi menjadi dua yaitu, mikroskop majemuk dan  ikroskop stereo.

2.    Di setiap mikroskop terdapat bagian-bagian optik dan mekanik. Bagian optik terdiri dari lensa okuler, lensa obyektif, cermin dan diafragma yang berfungsi mendukungnya perbesaran bayangan preparat. Sedangkan bagian mekaniknya seperti, meja preparat, revolver, pengatur fokul dan lain-lain.

3.    Masing-masing mikroskop memiliki lensa monokuler (satu  lensa) dan lensa binokuler (dua lensa).

4.    Mikroskop majemuk digunakan untuk mengamati benda yang berukuran sangat kecil seperti mikroba.

5.    Mikroskop stereo digunakan untuk mengamati benda yang relatif besar, seperti serangga dan dalam pengamatannya tidak diperlukan kaca preparat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

 

Kamajaya. 1996. Sains Biologi. Ganesa . Bandung.

 

Purba, M. 1999. Kimia. Erlangga. Jakarta.

 

Sutrisno. 1984. Fisika Dasar. ITB. Bandung.

 

Widyatmoko, Arif. 2008. Mengenal Laboratorium Biologi. Erlangga. Jakarta.

 

Yekti, S. 1994. Biologi Umum. Erlangga. Jakarta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENYIAPAN DAN PEMBUATAN MEDIA (PDA, NA DAN KING’S B)

PENGENCERAN BERSERI DAN PENGHITUNGAN MIKROBA SECARA TIDAK LANGSUNG DENGAN METODE SEBAR (HITUNGAN CAWAN)

PENGENCERAN BERSERI DAN PENGHITUNGAN MIKROBA SECARA LANGSUNG DENGAN ALAT HEMOSITOMETER (HAEMOCYTOMETER) DAN PENGUKURAN MIKROBA (SPORA ATAU SEL BAKTERI)