laporan praktikum 1



PENGENALAN ALAT – ALAT LABORATORIUM
(Laporan Praktikum Mikrobiologi Pertanian)









Oleh
Jenita Rahma Aulia
1614121012











JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017






I.       PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita sudah mengenal mikroba yaitu seperti bakteri. Biasanya bakteri dikenal sebagai salah satu penyebab penyakit terhadap manusia, tumbuhan maupun hewan. Akan tetapi, tidak semua jenis mikroba dapat merugikan, justru pada ilmu mikrobiologi, mikroba dapat dimanfaatkan untuk suatu percobaan. Umumnya mikroba berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Untuk melihat mikroba dibutuhkan alat bantu seperti mikroskop. Oleh karena itu, di dalam pekerjaan mikrobiologi sering kali kita tidak terlepas dari alat-alat yang berada di laboratorium.

Peralatan yang digunakan di laboratorium mikrobiologi tidak jauh berbeda dengan laboratorium lainnya. Peralatan sangat diperlukan dalam mengumpulkan data atau informasi disuatu percobaan. Dalam menggunakan peralatan laboratorium memerlukan keterampilan, kecermatan dan ketelitian. Kebanyakan peralatan untuk percobaan-percobaan didalam laboratorium terbuat dari gelas, seperti cawan petri, tabung reaksi, erlenmeyer dan haemocytometer. Selain alat-alat yang terbuat dari gelas, dalam pekerjaan mikrobiologi membutuhkan banyak sekali peralatan elektrik, seperti oven, mikroskop dan inkubator serta peralatan optik yang tidak kalah penting dengan peralatan dari gelas tersebut.

Sebagai praktikan tentunya kita harus mengetahui nama alat, fungsi alat dan prinsip kerjanya agar terhindar dari kesalahan pengguaannya. Apabila terjadi kesalahan akan menyebabkan gagalnya suatu praktikum karena pengetahuan tentang alat-alat laboratorium sangat mempengaruhi berhasil atau tidaknya seorang praktikan dalam percobaanya. Oleh karena itu, praktikum pengenalan alat-alat laboratorium dalam mikrobiologi sangat perlu dilakukan.


1.2  Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
1.    Mengenal berbagai jenis peralatan standar dalam laboratorium.
2.    Mengetahui nama, fungsi dan prinsip kerja dari tiap-tiap alat.






























II.  METODOLOGI PERCOBAAN



2.1 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain adalah mikroskop majemuk, mikroskop stereo, autoklaf, oven, incubator, shaker, hot plate dan stirrer bar (magnetic stirrer), colony counter, laminar air flow, spectrophotometer, uv lamp, mikropipet dan tip, cawan petri, pipet ukur, pipet tetes, tabung reaksi, labu erlenmeyer, gelas ukur, batang l (drigalski), mortar dan pester, beaker glass, bunsen burner, tabung durham, haemocytometer, jarum inokulum (ose), jarum ent, pinset, pH meter dan rubber blub.


2.2    Prosedur Kerja

Adapun prosedur percobaan yang dilakukan pada praktikum ini adalah diamati alat bahan dengan baik yang sudah disediakan di dalam laboratorium. Setelah itu, alat bahan tersebut digambarkan dengan diberikan keterang berupa nama, bagian-bagian dan fungsi alat bahan, lalu diberikan penjelasan tentang cara kerja alat bahan yang diamati di dalam laboratorium.















III.    HASIL DAN PEMBAHASAN



3.1  Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagi berikut.

No


Gambar

Keterangan
1.
Mikroskop Majemuk

Description: C:\Users\owner\Pictures\New folder\1490276201132.jpg
1.   Lensa okuler
2.   Tabung mikroskop
3.   Revolver
4.   Lensa objektif
5.   Meja mikroskop
6.   Penjepit preparat
7.   Kaki
8.   Lengan
9.   Diafragma
10.   Pemutar halus
11.   Pemutar kasar
2.
Mikroskop Stereo

Description: C:\Users\owner\Pictures\New folder\1490276202697.jpg
1.    Lensa okuler
2.    Diopter
3.    Kepala stereo
4.    Lensa objektif
5.    Pemutar fokus
6.    Pengatur cahaya
7.    Atas bawah pencahayaan
8.    Meja preparat
9.    Penjepit
3.
Colony Counter

Description: C:\Users\owner\Pictures\New folder\1490276184106.jpg

1.   Panah atas bawah
2.   Kaca pembesar
3.   Display
4.   Reset
5.   Mode
6.   Wolffugel disks
4.
Uv lamp

Description: C:\Users\owner\Pictures\New folder\1490276185683.jpg

1.   Tombol on off
2.   Pembuka penutup
3.   Meja preparat
4.   Kaca
5.
Oven

Description: C:\Users\owner\Pictures\New folder\1490276189000.jpg

1.   Pengatur panas
2.   Tombol on off
3.   Pembuka oven
4.   Pengatur kipas
6.
Inkubator


1.    Pintu inkubator
2.    Power
3.    Pengatur suhu
7.
Autoklaf

Description: C:\Users\owner\Pictures\New folder\1490276193466.jpg

1.   Tombol pengatur waktu
2.   Katup uap
3.   Pengatur tekanan
4.   Katup pengaman
5.   Tombol on off
6.   Skrup pengamanan

8.
Magnetic stirrer

1.    Tombol on off
2.    Pengatur suhu

9.
Spectrophotometer


1.    Layar pembacaan
2.    Power on off
3.    Tombol
10.
Laminar air flow


1.   Uv lamp
2.   Panel pengendali
3.   Tempat bekerja

11.
Mikropipet dan tip


1.Tombol volume
2. Penampilan volume
3. Batang
4. Tip
12.
Bunsen burner


1.    Penutup bunsen
2.    Tabung bunsen
3.    Sumbu
13.
Labu erlenmeyer


1.   Lubang labu
2.   Pengukur

14.
Haemocytometer

1.    Tempat mikroba
2.    Penutup

15.
Mortar dan pestel


1.    Mortar
2.    Pester

16.
Pipet tetes


1.   Batang
2.   Pengukur

17.
Beaker glass

1.    Temapt preparat
2.    pengukur
18.
Tabung reaksi

1.   Pengukur volume

19.
Gelas ukur


1.   Pengukur
2.   Kaki gelas
20.
Cawan petri

1.   Tempat preparat
2.   Penutup cawan
21.
Batang L

Description: C:\Users\owner\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\IMG_20170326_130634.jpg
1.   Batang L
22.
Pinset

1.   Penjepit
2.   Ujung penjepit

23.
Rubber Blub


1.   S
2.   A
3.   E
4.   Gelembung
3.2 Pembahasan

Pengenalan alat-alat laboratorium sangat penting bagi seorang praktikan untuk mengetahui nama alat, fungsi, cara kerja dan prinsip kerja alat. Alat- alat laboratorium di bagi menjadi tiga macam berdasarkan bahan pembuatannya yaitu alat elektrik, alat gelas dan keramik dan alat non gelas. Alat elektrik terdiri dari mikroskop majemuk, mikroskop stereo, autoklaf, oven, incubator, magnetic stirrer, colony counter, LAF, spectrophotometer dan uv lamp. Alat-alat yang terbuat dari bahan gelas dan keramik anatara lain adalah cawan petri, pipet tetes, tabung reaksi, labu erlenmeyer, gelas ukur, batang l, mortar dan pester, beaker glass, bunsen burner dan haemocytometer. Sedangkan alat-alat non gelas yaitu pinset, jarum ose dan rubber blub. Alat-alat tersebut merupakan alat yang ada di laboratorium mikrobiologi yang harus diketahui fungsi dan cara kerjanya.

Alat yang pertama yaitu adalah mikroskop majemuk atau cahaya. Fungsi mikroskop cahaya digunakan untuk melihat dan mengamati benda-benda yang berukuran sangat kecil (mikroskopis) yang tidak mampu dilihat secara kasat mata, misalnya mikroba. Cara kerja mikroskop cahaya yang pertama yaitu letakkan mikroskop di atas meja dengan cara memegang lengan mikroskop sedemikian rupa sehingga mikroskop berada persis di hadapan pemakainya, lalu putar revolver sehingga lensa obyektif dengan perbesaran lemah berada pada posisi satu poros dengan lensa okuler yang ditandai bunyi klik pada revolver. Selanjutnya mengatur cermin dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya yang masuk, sehingga dari lensa okuler tampak terang berbentuk bulat. Setelah itu, tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan jepit dengan penjepit obyek. Fokus diatur untuk memperjelas gambar obyek dengan cara memutar pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa okuler dan untuk mempertajam diputar pemutar halus. Selanjutnya, apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka untuk memperbesar gantilah lensa obyektif dengan ukuran dari 10 X,40 X atau 100 X, dengan cara memutar revolver hingga bunyi klik. Prinsip kerja dari mikroskop ini adalah dengan memantulkan cahayamelalui cermin, lalu diteruskan hingga lensa objektif. Di lensa objektif bayangan yang dihasilkan adalah maya, terbalik, dan diperbesar. Kemudian bayangan akan diteruskan dan menghasilkan bayangan yang tegak, nyata dandiperbesar oleh mata pengamat. Semakin banyak cahaya yang dipantulkanmelalui cermin, maka akan semakin terang juga mikroorganisme yang dilihat (Syamsuri, 2004).

Mikroskop stereo adalah mikroskop yang digunakan untuk observasi dengan perbesaran rendah dari sampel yang berukuran relatif besar yang memiliki fungsi untuk melihat objek yang membutuhkan perbesaran tidak terlalu besar. Cara kerjanya yaitu letakan spesimen di plat preparat, jepit jika perlu, atur pembesaran pada pembesaran terkecil dengan memutar sekrup pengatur pembesaran kemudian dicari fokusnya dengan memutar sekrup pengatur fokus.  Jika ingin mendapatkan bayangan yang lebih besar, putar sekrup pengaturpembesaran ke pembesaran yang lebih tinggi kemudian dicari fokusnya. Prinsip kerja dari mikroskop ini dengan cahaya yang melewati spesimen dan kemudian mencapai mata. Di sisi lain, sebuah mikroskop stereo bekerja dengan cara iluminasi tercermin. Di sini, cahaya tidak mengirimkan melalui objek, tapi dipantulkan kembali untuk membentuk gambar 3D dari sampel (Syamsuri, 2004).

Colony counter adalah alat bantu yang digunakan untuk menghitung jumlah koloni mikroba. Cara kerjanya yaitu dengan menghubungkan kabel power ke sumber listrik.Tekan tombol di sebelah kiri belakang sampai lampu colony counter menyala dan stabil. letakkan cawan petri dengan posisi terbalik, lalu tekan tombol set agar angka pada display menunjukkan angka 0. Dihitung jumlah colony mikroba dengan menekan koloni yang terlihat. Jumlah yang tertera pada display menunjukkan jumlah koloni yang telah di hitung. Prinsip kerja yaitu menghitung jumlah koloni dengan perbesaran menggunakan luv atau dengan menandai beberapa koloni yang terdapat pada cawan petri menggunakan bulpoint yang terdapat pada coloni counter dan juga menggunakan tombol check (Volk, 1993).

Uv lamp adalah alat yang digunakan untuk membunuh kuman dan bakteri. Seperti halnya lampu jenis lain, uv lamp pun memilki cara kerja yang hampir sama. Sinar ultraviolet dipancarkan dari lampu ultraviolet yang dilindungi oleh kaca berwarna hitam. Kaca tersebut melindungi lampu ultraviolet dari kerusakan akibat kontak dengan pelarut organik. Terdapat dua jenis uv lamp yang terdapat pada keseluruhan perangkat UV. Pertama lampu yang memancarkan sinar pada gelombang dibawah 366 nm dan kedua pada panjang gelombang 254 nm. Jika sinar yang dibutuhkan untuk menyinari suatu alat berada pada panjang gelombang 300nm, maka lampu yang akan menyala ialah lampu dengan panjang gelombang 366 nm. Begitu juga sebaliknya jika sampel yang digunakan berada pada panjang gelombang di bawah 254 nm (Hadiutomo, 1990).

Oven berguna untuk memanaskan atau mengeringkan peralatan laboratorium, selain itu oven biasanya digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas laboratorium,zat-zat kimia maupun pelarut organik. Cara kerjanya Hubungkan oven dengan sumber listrik. Lalu, masukkan peralatan laboratorium yang ingin disterilisasi kemudian atur dengan rapi dan tutup pintu oven dengan rapat. Hidupkan Drying Oven dengan menekan tombol on, kemudian lampu di drying oven akan berkedip. Atur suhu dan waktu yang diinginkan pada drying oven. Jika peralatan terbuat dari plastic, dan bahan yang mudah berubah volume seperti pipet ukur dan labu ukur sebaiknya suhu tidak melebihi 100°C. Bila waktu yang diatur telah selesai, pengatur waktu secara otomatis kemali ke nol. Setelah selesai biarkan terlebih dahulu peralatan laboratorium mendingin didalam oven, setelah mendingin keluarkan peralatan laboratorium dan tata kembali peralatan laboratorium dengan rapi. Prinsip kerjanya dengan memancarkan radiasi gelombang mikro, biasanya pada frekuensi 2.450 MHz (denganpanjang gelombang 12,24 cm), melalui makanan. Molekul air, lemak, dan gula dalam makanan akan menyerap energi dari gelombang mikro tersebut dalam sebuah proses yang disebut pemanasan dielektrik (Volk, 1993).

Inkubator adalah alat dengan suhu atau kelembaban tertentu yang digunakan untuk menginkubasi atau memeram mikroba. Cara kerjanya yaitu colokkan kabel inkubator pada sumber daya listrik. Siapkan sampel yang akan diinkubasi kemudian letakkan pada rak dalam ruang inkubator kemudian tutup pintu incubator, jika persiapan sampel telah selesai, tekan tombol power pada posisi on, maka alat akan langsung menyala ditandai dengan display menyala. Prinsip kerjanya yaitu mengubah energi listrik menjadi energi panas. Kawat nikelin akan menghambat aliran elektron yang mengalir sehingga mengakibatkan peningkatan suhu kawat (Khasani, 1990).

Autoklaf berfungsi sebagai tempat menyimpan hasil penanaman mikroba. Cara kerja dengan menggunakan air hasil destilasi untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat. Masukkan peralatan dan bahan yang akan di sterilkan. Jika mensterilkan botol bertutup ulir, maka tutup harus dikendorkan. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu. Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu121°C. Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klap pengaman ditutup dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15menit dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm. Jika alarm tanda selesasi berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara lingkungan. Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati. Prinsip kerja autoklaf yaitu uap air dan bertekanan untuk mensterilkan suatu bahan. Uap air ini dihasilkan dari pemanasan air yang ada di dalam ruang tempat sterilisasi dengan menggunakan elemen basah, karena pemanasan dilakukan dalam waktu tertentu dan kondisi chamberharus tertutup rapat sehinga tekanan tekanan chamber di dalam makin tinggi.untuk memantau suhu dan tekanan pada autoklaf dapat dilihat melaui presure gauge yang terdapat pada tutup autoclave (Hadiutomo, 1990).

Magnetc stirrer berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi. Cara kerjanya dimasukan magnetic stirrer dalam wadah yang didalamnya terdapat larutan yang akan diaduk atau dilarutkan yang sedang dipanaskan. Prinsip kerja magnetic stirrer pengadukan dan pemanas yang dihasilkan oleh alat ini bersumber pada energi listrik. Besarnya kecepatan pengaduk dan pemanasan dapat diatur berdasarkan keperluan. Memanaskan (plate) yang terdapat dalam alat ini sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi (Hajoeningtijas, 2012).

Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Cara kerjanya yaitu dengan memilih panjang gelombang yang diinginkan/diperlukan. Kuvet, ada dua karena alat yang dipakai tipe double beam, disanalah kita menyimpan sample dan yang satu lagi untuk blanko. Detektor atau pembaca cahaya yang diteruskan oleh sampel, disini terjadi pengubahan data sinar menjadi angka yang akan ditampilkan pada reader. Yang harus dihindari adanya cahaya yang masuk ke dalam alat, biasanya pada saat menutup tenpat kuvet, karena bila ada cahaya lain otomatis jumlah cahaya yang diukur menjadi bertambah. Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian diserap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel (Hadiutomo, 1990).

Laminar air flow adalah meja kerja steril untuk melakukan kegiatan inokulasi/ penanaman yang digunakan sebagai ruangan untuk pengerjaan secara eseptis. Cara kerjanya yaitu dengan menghubungkan LAF dengan sumber listrik, nyalakan lampu UV minimum 30 menit sebelum digunakan, hindarkan sinar UV kontak langsung dengan mata atau badan jangka waktu lama. Kemudian semprot peralatan dengan alkohol 70 % sebelum dimasukkan kedalam LAF. Semprotkan pula alkohol 70% pada meja dan dinding LAF , hidupkan blower LAF , nyalakan lampu neon yang ada dalam ruang LAF. Prinsip kerjanya adalah blower meniupkan udara steril secara kontinyu melalui ruang inokulasi sehingga ruangan terbebas dari debu dan spora-spora yang mungkin jatuh ke media. Udara seteril didapat dengan mengalirkan udara dari luar melalui filter yang sangat halus (Jumadi, 2009).

Mikropipet dan tip adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 μl. 4. Cara kerjanya masukkan tip bersih ke dalam ujung mikropipet dan tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama / first stop. Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4 mm. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb Knob maka cairan akan masuk ke tip lalu  pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan dan tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua / second stop atau tekan semaksimal mungkin. Jika ingin melepas tip  putar Thumb Knob searah  jarum jam dan ditekan maka tip akan terdorong keluar dengan sendirinya  berfungsi mendorong tip keluar. Prinsip kerjanya penggunaan pipet gelas seperti pipet ukur dan pipet gondok tidak mempunyai akurasi yang tinggi untuk volume kurang dari 1 ml. Sehingga pada pemindahan cairan dengan volume kecil kurang dari 1000 microliter Pipet otomatis ini mempunyai akuraritas dan presisi yang lebih baik dari pada pipet gelas (Jumadi, 2009).

Bunsen burner berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril. Cara kerja bunsen yaitu menyalakan Bunsen lalu memanaskan alat-alat tersebut di atas api sampai pijar. Prinsip kerjanya yaitu menyalakannya dengan membakar bagian sumbu (pada pembakar spirtus) dengan korek api atau dengan memberi api pada bagian atas (dari pembakar bunsen yang berbahan bakar gas). Bunsen ini ada yang berbahan bakar gas atau methanol (Subroto, 2000).

Labu erlenmeyer digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair. Cara kerjanya yaitu masukkan larutan yang akan di uji kedalam labu Erlenmeyer. Kemudian goyangkan labu erlenmeyer untuk menghasilkan reaksi yang diinginkan. Prinsip kerja dengan tutup asah digunakan untuk pencampuran reaksi dengan pengocokkan kuat sedangkan labu erlenmeyer tanpa tutup asah biasanya digunakan untuk mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah (Subroto, 2000).

Haemocytometer berfungsi untuk menghitung jumlah bakteri. Cara kerjanya yaitu bersihkan haemocytometer, masukkan mikroba ke dalamnya lal tutup dengan bagian atas. Prinsip kerjanya Yaitu menentukan jumlah sel per ml dengan mengalikan jumlah sel yang ditemukan di grid (Neilands, 1990).

Mortar dan pestel digunakan untuk menumbuk atau menghancurkan materi cuplikan, misal daging, roti atau tanah sebelum diproses lebih lanjut. Cara dan prinsip kerjanya yaitu dengan memasukkan yang ingin ditumbuk kedalam mortal lalu tumbuklah dengan pestle (Hajoeningtijas, 2012).

Pipet tetes digunakan untuk meneteskan suatu larutan. Cara kerjanya dengan menekan bagian karet yang berada pada pangkal pipet ini, kemudian bagian ujungnya dimasukkan kedalam cairan atau larutan yang akan diambil dan melepaskan tekanan pada karet tersebut. Prinsip kerja dengan memipet cairan secara kurang teliti dengan memasukkan larutan dari tempat satu ke tempat lain. Mengambil larutan dengan menekan thumb knob sampai hambatan pertama, kemudian melepaskan/meneteskan dengan melepas thumb knob (Volk, 1993).

Beaker glass merupakan alat yang memiliki banyak fungsi. Di dalam mikrobiologi, dapat digunakan untuk preparasi media media, menampung akuades. Cara kerjanya yaitu dengan menuangkan akuades maupun larutan ataupun zat kimia secara langsung. Prinsip kerja melihat skala pada sisi beaker glass yang digunakan untuk mengukur larutan secara tidak teliti (Mored, 2000).

Tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba. Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Cara dan Prinsip kerjanya yaitu pada waktu memanaskan media yang ada didalam tabung reaksi, tabung reaksi harus berada dalam keadaan miring diatas nyala api dan mulut tabung jangan sekali-kali menghadap pada diri kita atau orang lain. Tabung reaksi yang disterilkan didalam autoklaf harus ditutup dengan kapas dan aluminium foil (Hadiutomo, 1990).

Gelas ukur berguna untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Cara kerjanya yaitu dengan menuangkan larutan atau zat kimia secara dengan berhati-hati. Prinsip kerja dengan mengukur cairan secara tidak teliti dan tidak masuk dalam perhitungan (Mored, 2000).

Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Cawan Petri selalu berpasangan dengan yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar sebagai tutupnya. Cara kerjanya yaitu medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Prinsip kerja Prinsip Kerja cawan petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya (Hadiutomo, 1990).

Batang L berfungsi untuk menyebarkan cairan di permukaan media agar bakteri yang tersuspensi dalam cairan tersebut tersebar merata. Alat ini juga disebut spreader. Cara kerjanya yaitu dengan cara mengaduk larutan atau zat kimia secara langsung. Prinsip kerja. Prinsip Kerjanya yaitu dengan menggunakan bagian yang berbentuk L untuk menyebarkan permukaan cairan (Khasani, 1990).

Pinset adalah alat non keramik dan gelas yang digunakan untuk mengambil atau menarik beberapa sampel. Fungsi pinset ini yaitu untuk menjepit benda kecil atau pun yang sangat lembek. Cara dan Prinsip kerjanya dengan menjepitkan bendanya, misalkan bendanya cakram antibotik (Khasani, 1990).

Rubber bulb yaitu alat yang digunakan untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkal pipet ukur. Cara dan Prinsip kerjanya yaitu karet sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten bahan kimia. Filler memiliki 3 saluran yang masing-masing saluran memiliki katup. Katup yang bersimbol A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S (suction) merupakan katup yang  jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan tersedot ke atas. Kemudian katup E (exhaust) berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari pipet ukur (Khasani, 1990).



















IV.   KESIMPULAN



Adapun kesimpulan dari hasil praktikum ini adalah sebagai berikut.

1.    Alat-alat di laboratorium terbagi menjadi tiga yaitu alat elektri, misalnya mikroskop, oven dan inkubator. Alat gelas dan keramik, misalnya pipet tetes, cawan dan gelas ukur. Alat non gelas seperti rubber bulb dan jarum ent.
2.    Setiap alat yang digunakan dalam praktikum ini memiliki nama, fungsi, cara dan prinsip kerjanya masing-masing, sehingga diperlukan pengenalan terhadap alat-alat yang akan digunakan. Alat yang lebih besar lebih sulit digunakan dibandingkan alat yang sederhana seperti pipet tetes.























DAFTAR PUSTAKA



Hadiutomo.1990. Mikrobiologi Dasar Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Hajoeningtijas. 2012. Mikrobiologi Pertanian. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Jumadi. 2009. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Erlangga. Jakarta.

Khasani.1990. Prosedur Alat-Alat Kimia. Liberti. Yogyakarta.

Mored. 2000. Biokimia. Erlangga. Jakarta.

Neilands. 1990. Analisa Kimia. Erlangga. Jakarta.

Subroto, Joko. 2000. Alat-Alat Laboratorium. Gramedia Pustaka Utaman. Jakarta.

Syamsuri,Istamar. 2004. Biologi.Erlangga. Jakarta.

Volk, Wesley. 1993. Mikrobiologi Dasar. Erlangga. Jakarta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENYIAPAN DAN PEMBUATAN MEDIA (PDA, NA DAN KING’S B)

PENGENCERAN BERSERI DAN PENGHITUNGAN MIKROBA SECARA TIDAK LANGSUNG DENGAN METODE SEBAR (HITUNGAN CAWAN)

PENGENCERAN BERSERI DAN PENGHITUNGAN MIKROBA SECARA LANGSUNG DENGAN ALAT HEMOSITOMETER (HAEMOCYTOMETER) DAN PENGUKURAN MIKROBA (SPORA ATAU SEL BAKTERI)